1. Devenisi
Evaluasi Pendidikan
Beberapa pengertian tentang
evaluasi sering dikemukakan oleh beberapa ahli seperti:
·
Lessinger 1973 (Gibson,
1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses penilaian dengan jalan
membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan kemajuan/prestasi nyata yang
dicapai.
·
Wysong 1974 (Gibson, 1981:
374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk menggambarkan, memperoleh
atau menghasilkan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan suatu
keputusan.
·
Gibson dan Mitchell 1981
(Uman, 2007: 91) mengemukakan bahwa proses evaluasi adalah untuk mencoba menyesuaikan
data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan program sebagai dasar
penilaian terhadap tujuan program.
·
Edwind Wandt dan Gerald W.
Brown (1977): evaluation refer to the act or process to determining the value of
something.Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada
atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan
nilai dari sesuatu.
· Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful
information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan
proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk
merumuskan suatu alternatif keputusan.
· Kumano (2001) evaluasi merupakan penilaian terhadap data yang
dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.
· Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil
pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution
(2001)menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
· Purwanto( 2002) evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain
dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu
proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai
sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa
· Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000)
dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan
yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
· Menurut (Lehman, 1990) Berdasarkan tujuannya, terdapat
pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan
sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara itu
evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil
keputusan
Apabila definisi evaluasi
yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown itu
untuk memberikan definisi tentang Evaluasi Pendidikan, maka Evaluasi Pendidikan
itu dapat diberi pengertian sebagai; suatu tindakan atau kegiatan atau suatu
proses menetukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala
sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan).
Atau singkatnya: evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan
nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Berbicara tentang
pengertian evaluasi pendidikan, di tanah air kita, Lembaga Administrasi Negara
mengemukakan batasan mengenai Evaluasi Pendidikan sebagai berikut:
Evaluasi pendidikan adalah:
1. Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan
tujuan yang telah ditentukan.
2. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi
penyempurnaan pendidikan.
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas, saya mengambil kesimpulan bahwa evaluasi pendidikan adalah
penilaian terhadap kinerja pendidikan yang telah berjalan guna memperoleh
informasi yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki hal-hal yang memang
perlu diperbaiki pada kinerja pendidikan.
2. Devenisi Penilaian
Penilaian
(assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar
seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa
nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif
(berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan
nilai kuantitatif tersebut.
Penilaian hasil belajar
pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat
mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui
sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang
telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran
yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan
instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat
dinyatakan dengan nilai.
Penilaian adalah kegiatan
menentukan nilai suatu objek, seperti baik-buruk, efektif-tidak efektif,
berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya sesuai dengan kriteria atau tolak ukur
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut para ahli, definisi
penilaian yaitu:
·
Menurut Buana (www.fajar.co.id/news.php). assessment
adalah alih-bahasa dari istilah penilaian. Penilaian digunakan dalam konteks
yang lebih sempit daripada evaluasi dan biasanya dilaksanakan secara internal.
Penilaian atau assessment adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti
baik-buruk, efektif-tidak efektif, berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya
sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditetapkan sebelumnya.
·
Menurut http://www.elook.org/dictionary/assessment.htmDefinition
of assessment: the classification of someone or something with respect to its
worth.
( Definisi dari penilaian adalah penggolongan seseorang atau sesuatu berkenaan dengan harganya.)
( Definisi dari penilaian adalah penggolongan seseorang atau sesuatu berkenaan dengan harganya.)
·
Menurut Angelo
(1991: 17) Classroom Assessment is a simple method faculty can use to
collect feedback, early and often, on how well their students are learning what
they are being taught. (Penilaian Kelas adalah suatu metode yang sederhana
dapat menggunakan fakultas (sekolah) untuk mengumpulkan umpan balik, awal dan setelahnya,
pada seberapa baik para siswa mereka belajar apa yang mereka ajarkan.)
·
Menurut Suharsimi yang
dikutip oleh Sridadi(2007) penilaian adalah suatu usaha yang dilakukan dalam
pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk →bersifat
kualitatif.
·
Menurut Depag yang
dikutip Sridadi (2007) penilaian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan berbagai
informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil
belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang
ditetapkan sehingga dapat dijadikan dasar untuk menentukan langkah selanjutnya.
·
Menurut Rusli
Lutan (2000:9) assessment termasuk pelaksanaan tes dan evaluasi.
Asessment bertujuan untuk menyediakan informasi yang selanjutkan digunakan
untuk keperluan informasi.
·
Menurut Asmawi
Zainul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses
untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
·
Menurut Suharsimi
Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
·
Menurut Djemari
Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan
hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan
tentang nilai.
·
Menurut Akhmat
Susrajat penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh
mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa
hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian
dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai
kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau
penentuan nilai kuantitatif tersebut. Secara khusus, dalam konteks pembelajaran
di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar
peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan
proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat
diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan
keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu
sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang
pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta
keberadaan kurikukulum itu sendiri.
·
.http://fip.uny.ac.id/pjj/wpPenilaian
adalah kegiatan untuk mengetahui apakah sesuatu yang telah kita kerjakan
(program pengajaran) telah berhasil atau belum melalui suatu alat pengukuran
yang dapat berupa tes ataupun nontes.. Adapun tujuan penilaian adalah 1) untuk
memberikan informasi kemajuan hasil belajar siswa secara individu dalam
mencapai tujuan sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukan; 2). informasi
yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar mengajar lebih lanjut;
informasi yang dapat digunakan guru untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa;
3) memberikan motivasi belajar siswa, menginformasikan kemauannya agar
terangsang untuk melakukan usaha perbaikan; 4) memberi informasi tentang semua
aspek kemajuan siswa; dan 5) memberi bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah
atau jabatan sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya.
Dalam
pengertian pendidikan terdapat dua arti untuk penilaian, yaitu penilaian dalam
arti evaluasi (evaluation) dan penilaian dalam arti asesmen (assessment).
Penilaian pendidikan dalam arti evaluasi merupakan penilaian program pendidikan
secara menyeluruh. Dalam pengertian ini, evaluasi pendidikan menelaah
komponen-komponen dan saling keterkaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan,
dan pemantauan.Sedangkan asesmen merupakan bagian dari evaluasi karena
merupakan penilaian sebagian komponen yang menyangkut penilaian hasil belajar
yang berhubungan dengan komponen kompetensi lulusan dan penguasaan substansi
serta penggunaannya.
Kesimpulan :
Kesimpulan :
Penilaian Pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan guru. penerapan berbagai
cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik dengan memiliki bebrapa tujuan.
3.
Devenisi
Pengukuran
Pengukuran dalam Pendidikan
Pengukuran
adalah penentuan besaran, dimensi,
atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas
pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk
mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.
Pengukuran adalah proses
pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis untuk merepresentasikan
atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang walau
misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering
kali melakukan pengukuran.
Menurut Cangelosi
(1995) yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang
relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir
prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa,
mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan
indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama
yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau
formula tertentu.
Measurement
(pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan
menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga
sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka
(Alwasilah et al.1996). Pernyataan tersebut diperkuat
dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka
terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang,
atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas.
Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli
(Zainul & Nasution, 2001). Dengan demikian, pengukuran dalam bidang
pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.
Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi
karakteristik atau atributnya. Senada dengan pendapat tersebut, Secara lebih
ringkas.
·
Norman Richard H. Lindeman
(1967) merumuskan pengukuran sebagai “the assignment of one or a set each of a set
of persons or objects according to certain established rules”
·
E. Gronlund (1971) secara
sederhana merumuskan pengukuran sebagai “Measurement is limited to quantitative
descriptions of pupil behavior”.
·
Georgia S. Adams (1964) merumuskan
pengukuran sebagai “nothing more than careful observations of actual
performance under staandar conditions”.
·
Victor H.Noll (1957) mengemukakan
dua karakteristik utama pengukuran, yaitu “quantitativaness” dan “constancy of
units”. Atas dasar dua karakteristik ini ia menyatakan “since measurement is a
quantitative process, is results of measurement are always expessed in numbers.
·
William A.Mehrens dan Irlin
J. Lehmann (1973) mendefinisikan : pengukuran sebagai berikut : “Using observations,
rating scales. Or any other device that allows us to obtain information in a
quantitative form is measurement” .
·
Robert L. Ebel dan David A.
Frisbie (1986) merunuskan pengkuran sebagai “Measurment is a process of assigning
numbers to the individual numbers of a set of objects or person for the purpose
of indicating differences among them in the degree to which they posscess the
characteristic being measured.
·
Gilbert Sax (1980) menyatakan
“measurement: The assignment of numbers to attributes of characteristics of
person, evenrs, or object according to explicit formulations or rules”.
·
Menurut Akmad Sudrajat pengukuran (measurement) adalah
proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu
tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.
·
Menurut Lien pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul
dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan
interpretasi.
·
Menurut Suharsimi Arikunto pengukuran adalah
membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran.
·
Menurut Pflanzagl’s pengukuran adalah proses menyebutkan
dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendiskripsikan suatu atribut empiri
dari suatu produk atau kejadian dengan ketentuan tertentu.
·
Menurut Nunnally & Bernstein, 1994 Pengukuran
dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap
atribut dengan aturan-aturan yang terstandar atau yang telah disepakati untuk
merepresentasikan atribut yang diukur.
·
Menurut Mardapi 2004: 14 Pengukuran pada dasarnya
adalah kegiatan penentuan angka terhadap suatu obyek secara sistematis.
·
Menurut Lien Pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul
dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis.
·
Menurut Budi Hatoro Pengukuran atau measurement
merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang
bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan
instrumen untuk melakukan penilaian.
·
Menurut Akmad Sudrajat Pengukuran (measurement) adalah
proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu
tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.
·
Menurut Arikunto Suharsimi Pengukuran adalah
membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran.
·
Menurut Pflanzagl’s Pengukuran adalah proses
menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendiskripsikan suatu
atribut empiri dari suatu produk atau kejadian dengan ketentuan tertentu.
·
Menurut Djemari Mardapi 1999: 8 Penilaian adalah
kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
·
Pengukuran adalah penentuan
besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan
pengukuran (Wikipedia).
·
(http://juruteknologis-makmal.um.edu).Pengukuran
adalah sesuatu pemerhatian secara kuantitatif yang mengandungi dua
bahagian: satu nilai bernombor dan satu unit.
·
(http://lecturer.ukdw.ac.id)Pengukuran
adalah proses dimana angka atau simbol dinyatakan ke atribut-atribut entitasn
(objek) dalam dunia nyata sedemikian rupa untuk menggambarkan objek berdasar
aturan yang telah ditetapkan.
4.
Devenisi Test
Istilah tes
berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu “testum” yang berarti
piring untuk menyisihkan logam mulia. Dalam bahasa Indonesia tes diterjemahkan
sebagai ujian atau percobaan. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
Daring, tes berarti ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui
pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang.
Pengertian Definisi
Tes Menurut Para Ahli – Untuk meraih atau naik tingkat ke level yang
lebih tinggi biasanya dilakukan tes,, jenis-jenis tes tergantung bidang atau
level yang akan diraih,,, termasuk pendidikan atau sekolah,, berikut adalah
beberapa pengertian tes menurut beberapa ahli yang mengutarakan tentang tes.
Pengertian Definisi Tes adalah
alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu ( Allen dan Yen, 1979: 1).
Karena itu, didlam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau
tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan informasi mengenai aspek
psikologis tertentu ( sampel perilaku ) berdasarkan jawaban yang diberikan
individu yang dikenaites tersebut ( anastari, 1982:22 ).
Pada buku psychological
Testing, Anastari, ( 1982:22 ) menyatakan tes merupakan pengukuran yang
obyektif dan standard. Cronbach menanbahkan bahwa tes adalah prosedur yang
sitematis guna mengopservasi dan member deskripsi sejumblah atau lebih cirri
seseorang dengan bantuan skala numerik atau suatu system kategoris.
Dengan demikian cepat
dinyatakan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis. Ini berarti butir tes
disusun berdasarkan cara dan aturan tertentu, pemberian skor harus jelas dan
dilakukukan secara yrtperinci, serta individu yang menempuh tes tersebut harus
mendapat butir tes yang sama dan dalam kondisi yang sebanding. Selain itu tes
berisi sampelm perilaku, yang berarti kelayakan tes tergantung pada sejauh mana
butir tes siswa adalah tes pelajaran matematika yang pada umumnya disusun oeh
guru sendiri.
Peranan tes
prestasi belajar paling signifikan adalh padaa program pengajaran di sekolah.
Jadi tes prestasi menjadi bagian integral PBM dan berpengaruh langsung rehadap
perkembangan belajar siswa. Dalam hal ini, baik tes prestasi belajar buatan
guru maupun standar, keduanya mengukur prestasi siswa di kelas. Tetapi tes
buatan guru paling dominan dan banyak digunakan ( Gronlund, 1968:1 ) .
Selanjutnya,
Gronlund ( 1968: 4-11 ) merumusakan beberapa prinsip sasar pengukuran prinsip
pelajaran, yaitu tes harus mengukur hasil belajar yang sesuai deengantujuan
instruksional, merupakan sampel yang respresentataif dari materi pelajaran,
berisi butuir tes dengan tipe yang paling tepat, dirancang sesuai tujuan,
mempunyai reliabilitas dan validitas yang baik sehingga hasilnya ditafsirkan
dengan tepat guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun pengertian tes
menurut beberapa ahli adalah:
1. Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya yang
berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah
alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan
secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan
membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.
2. Menurut F.L. Goodeneough dalam Sudijono (2008: 67), tes
adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau
sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu
dengan yang lain.
3. Menurut Norman dalam Djaali dan Muljono (2008: 7), tes
merupakan salah satu prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan
objektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.
4. Menurut Arikunto (2010: 53), tes merupakan alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
5. Menurut Sudijono (2011: 67), tes adalah cara (yang dapat
dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian
tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah
(yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh
dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan
nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai
standar tertentu.
1. Menurut Riduwan ( 2006: 37) test sebagai instrumen
pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan / latihan yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu / kelompok.
2. Menurut Allen Philips (1979: 1-2) A test is commonly
difined as a tool or instrument of measurement that is used to obtain data
about a specific trait or characteristic of an individual or group.( Test biasanya
diartikan sebagai alat atau instrumen dari pengukuran yang digunakan untuk
memperoleh data tentang suatu karakteristik atau ciri yang spesifik dari
individu atau kelompok.)
3. Menurut Rusli Lutan (2000:21) test adalah sebuah
instrument yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau
obyek.
Dari beberapa
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengevaluasi individu maupun kelompok yang mempunyai
standar objektif untuk mengamati satu atau lebih karakteristik seseorang yang
hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
PERBEDAAN
PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu bagian penting dari pelaksanaan
pembelajaran yang tidak dapat diabaikan adalah pelaksanaan penilaian. Dalam
kurikulum 2013 yang dioperassionalkan melalui kurikulum tingkat stuan
pendidikan KTSP dikenal denganistilah assesment pembelajaran. [1] dalam
elaksanaan assessment pembelajaran guru
dihadapkan pada tiga istilah yang sering dikacaukan pengertiannya atau bahkan
sering pula digunakan secara bersama yaitu istilah pengukuran penilaian dan
tes. Oleh karena itu dalam makalah penulis akan bememaparkan istilah-istilah
tersebut terutama pengukura, penilaian dan evaluasi.[2]
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pengukuran, penilaian dan evaluasi ?
2. Apa
perbedaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi ?
3. Bagaimana
hubungan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengukuran
Measurement atau pengukuran diartikan sebagai proses untuk
menentukan luas atau kuantitas sesuatu (Wondt, Edwin and G.W. Brown, 1957:1),
dengan pengertian lain pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui keadaan
sesuatu seperti adanya yang dapat dikuantitaskan, hal ini dapat doperoleh
dengan jalan tes atau cara lain.
Pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan
kriteria. Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap
individu atau karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie,
1986: 14). Allen & Yen mendefinisikan pengukuran sebagai penetapan
angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu (Djemari
Mardapi, 2000: 1), esensi dari pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan
angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan
tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor.[3]
B. Penilaian
Penilaian (assessment) hasil belajar
merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas sistem
penilaiannya. Penilaian dalam konteks hasil belajar diartikan sebagai kegiatan
menafsirkan data hasil pengukuran tentang kecakapan yang dimiliki siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Menurut Djemari Mardapi kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya.
Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi
mengajar yang lebih baik. The Task Group on
Asessment and Testing (TGAT) mendeskripsikan asessment sebagai semua
cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok.
Popham mendefinisikan asessment dalam konteks pendidikan sebuah usaha formal
untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan.
Boyer & Ewel mendefinisikan asessment sebagai proses yang menyediakan informasi
tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau
segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem institusi. Jadi dapat disimpulkan
bahwa assessment atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan
data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu.
Menurut Chittenden (Djemari, 2008:6) kegiatan penilaian dalam proses
pembelajaran perlu diarahkan pada empat hal, yaitu :
1. Penelusuran,
yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menelusuri apakah proses pembelajaran telah
berlangsung sesuai yang direncanakan atau tidak.
2. Pengecekan,
yaitu untuk mencari informasi apakah terdapat kekurangan-kekurangan pada
peserta didik selama proses pembelajaran.
3. Pencarian,
yaitu untuk mencarai dan menemukan penyebab kekurangan yang muncul selama
proses pembelajaran berlangsung.
4. Penyimpulan,
yaitu untuk menyimpulkan tentang tingkat pencapaian yang diperoleh peserta
didik.[4]
Teknik penilaian dapat dilakukan oleh guru untuk mengetahui keberhasilan
belajar siswa. Namun, tidak ada satu pun teknik penilaian yang paling tepat
untuk semua kompetensi untuk setiap saat. Teknik penilaian yang diguanakan
sangat tergantung pada kecakapan yang akan dinilai. Untuk menilai kecakapan
akademik akan berbeda dengan kecakapan vokasional maupun kecakapan personal.
Secara umum penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan tes, (tes
tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan), pemberian tugas, penilaian kinerja
(performance assessment), penilaian proyek , penilaian hasil kerja peserta didik(product assessment), penilaian
sikap, dan penilaian berbasis portofolio (portofolio based assessment).
Setiap teknik penilaian penilaian mempunyai keterbatasan. Penilaian yang
komprehensif memerlukan lebih dari satu teknik penilaian.[5]
C. Evaluasi
Menurut
pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluationyang berarti penilain atau
penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily, 1983: 220). Sedangkan
menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Evaluasi bukan sekedar menilai sesuatu aktivitas secara terencana, sistematik,
dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. Evaluasi merupakan suatu proses
menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk
menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai,
desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu
pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Evaluasi juga
merupakan penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan.[6]
Kegiatan evaluasi memerlukan penggunaan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran maupun dengan cara lain untuk menentukan pendapat dan membuat keputusan-keputusan
pendidikan. Pendapat dan keputusan tentu saja akan dipengaruhi oleh kesan
pribadi dan sistem-nilai yang ada pada sipembuat keputusan (Sumardi Suryabrata,
1983: 33).[7]
B. Perbedaan Evaluasi,
Penilaian dan Pengukuran
Perbedaan antara evaluasi dengan penilaian
adalah terletak apada scope (ruang lingkup) dan pelaksanaanya. Ruang lungkup
penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah atau komponen
atau asspek saja, seperti prestasi belajar peserta didik. Pelaksanaan
penilaian biasanya dilaksanakan pada konteks internal , yakni orng-orang yang
menjadi bagian atau terlibat dalam sistem pembelajaran yang bersagkutan. Misalnya,
guru menilai prestasi belajar peserta didik , supervisisor menilai kenerja guru
dan sebagainya. Ruang lingkup evaluasi lebih luas mencakup semua komponen dalam
suatu sistem (sistem pendidikan, sistem kurikulum, sistem pembelajaran) dan
dapat dilakukan tidak hanya pihak internal (evaluasi internal ) tetapi juga
pihak eksternal (evaluasi eksternal ) , seperti konsultan mengevaluasi suatu
program.
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi
pengukuran , sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran.
Pengukuran lebih memebatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif
(angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik (learning progres) , sedangkan evalusi dan penilaian lebih bersifat
kualitatif. Di samping itu, evaluasi dan penilaian pada
hakikatnya merupakan suatu proses membuat
keputusan tentang nilai suatu objek. Keputusan penilaian (value judgemen ) tidak hanya didasarkan kepada hasil
pengukuran (quantitativ description) , tetapi
dapat pula didasarkan kepada hasil pengamatan dan wawancara (quqlitatif description ).
C. Hubungan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran
Proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan
pengujian merupakan suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya
kegiatan dilakukan secara berurutan dan berjenjang yaitu dimuali dari proses
pengukuran kemudian penilaian dan terakhir evaluasi. Sedangkan proses pengujian
merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.[9] Secara
umum dapat dikatakan bahwa pengukuran adalah suatu proses pemberian angaka pada
sessuatu atau seseorang berdasarkan aturan-aturan tertentu. Hasilnya hanyalah
angka-angka (skor). Pengukuran tidak membuahkan nilai atau baik-buruknya
sesuatu , tetapi hasil pengukuran dapat dipakai untuk membuat penilaian dan
evaluasi.[10]
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal.
2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta:
Direktorat Jenderal
Pendidikan
Islam Kementrian Agama RI
Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Haryati, Mimin.
2008 .Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat
Satuan
Pendidikan .Jakarta: Gaung
Persada Press Jakarta.
Silverus, Suke.
1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan
Balik .Jakarta: PT
Grasindo.
Thoha, M.
Chabib. 1991. Teknik Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gravindo.
Uno ,Hamzah B
dan Stria Kono. 2012.Assesment
Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Widoyoko, Eko
Putro. 2009. Evaluasi Program
Pembelajaran..Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
[8] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementrian Agama RI , 2012) hlm: 11
[9] Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan .
(Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2008). Hlm: 14