JENIS OBSERVASI PARTISIPAN,NON
PERTISIPAN,SISTEMIK,NONSISTEMIK,EXPERIMENTAL DAN NONEXPERIMENTAL
1. Observasi Partisipan
Observasi Partisipan adalah suatu proses
pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam
kehidupan orang-orang yang akan diobservasi. Observer berlaku sungguh-sungguh
seperti anggota dari kelompok yang akan diobservasi. Apabila observer hanya
melakukan pura-pura berpartisipasi dalam kehidupan orang yang akan diobservasi
tersebut dinamakan Quasi Partisipant Observation. Dalam observasi partisipan
perlu diperhatikan beberapa hal untuk meningkatkan kecermatan. Pertama adalah
persoalan pencatatan yang harus dilakukan diluar pengetahuan orang-orang yang
sedang diamati.
Pencatatan yang diketahui akan menimbulkan kecurigaan bahwa pencatat bukan anggoa kelompok tersebut. Bilaman terjadi hal seperti itu kerap kali obyek yang diamati akan bertingkah laku tidak wajar karena mengetahui mereka sedang diamati. Kemungkinan ingkah lakunya dibuat-buat supaya dicatat sebagai tingkah laku yang baik atau sebaliknya dibuat-buat agar dikategorikan buruk. 2. Observasi Non Partisipan
Observasi Non Partisipan adalah dimana
observer tidak ikut di dalam kehidupan orang yang akan diobservasi, dan secara
terpisah berkedudukan selaku pengamat. Di dalam hal ini observer hanya
bertindak sebagai penonton saja tanpa harus ikut terjun langsung ke lapangan.
3. Observasi Sistematik
Observasi Sistematik adalah observasi yang
diselenggarakan dengan menentukan secara sistematik faktor-faktor yang akan
diobservasi lengkap dengan kategorinya. Dengan kata lain wilayah materi
observasi telah dibatasi secara tegas sesuai dengan masalah dan tujuan
penelitian. Umumnya observasi sistematik dilakukan dalam jangka waktu pendek.
Oleh karena itu agar terkumpul data sebanyak mungkin, maka observasi ini
memerlukan lebih dari seorang observer dan bilamana dimungkinkan dilengkapi
pula dengan penggunaan alat pecatat mekanik (elektronik) meskipun ditinjau dari
sudut pembiyaan yang biasanya cukup mahal.
4. Observasi Non Sistematik
Observasi Non Sistematik adalah observasi yang
dilakukan tanpa terlebih dahulu mempersiapkan dan membatasi kerangka yang akan
diamati.
5.
Observasi Eksperimental
Observasi Eksperimental adalah dengan sengaja
menimbulkan gejala tertentu untuk dapat diobservasi. Pengembangan metode ini
makin lama makin intensif karena ternyata memang sangat besar kegunaanya. Dalam
observasi ini dilakukan usaha mengendalikan unsur-unsur tertentu di dalam
situasi yang akan diamati. Dengan kata lain situasi ini diatur sesuai dengan
tujuan penelitian, untuk menghindari, atau mengurangi timbulnya faktor-faktor
lain yang tidak diharapkan mempengaruhi situasi itu.
Observasi Eksperimental juga memiliki ciri-ciri yaitu,
Observasi Eksperimental juga memiliki ciri-ciri yaitu,
a. Observer mambuat sesuatu perangsang berupa
suatu situasi yang sengaja diselenggarakan di lingkungan obyek yang akan
diobservasi.
b. Situasi perangsang itu harus memungkinkan
terdapat variasi gejala yang timbul.
c. Observer harus diusahakan tidak mengetahui
maksud sebenarnya dari observasi atau sekurang-kurangnya tentang maksud
pengendalian faktor-faktor tersebut di atas.
d. Alat pencatat harus dipilh yang benar-benar
mampu membuat catatan yang teliti mengenai gejala-gejala yang timbul.
6. Observasi Non Eksperimental
Observasi Non
Eksperimental adalah observasi yang dilakukan dengan tidak menimbulkan
gejala-gejala tertentu agar dapat diamati.
I. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
a) Keunggulan
Kebaikan-kebaikan observasi sebagai teknik
pengumpulan data antara lain adalah:
1) Sulit untuk dibantah kenyataan bahwa banyak gejala-gejala dalam
kehidupan manusia yang hanya dapat diselidiki dengan melakukan observasi.
2) Banyak obyek
yang dalam memberikan bantuan data hanya bersedia diobservasi, misalnya karena
terlalu sibuk sehingga tidak mempunyai waktu yang cukup untuk di interviu atau
mengisi kuesioner yang memerlukan waktu khusus.
3) Kejadian yang serempak dapat diamati dan dicatat secara serempak pula
dengan memperbanyak observer.
4) Observasi tidak tergantung pada self report (kesediaan obyek untuk
memberikan informasi tentang dirinya), sehingga data yang diperoleh tidak
dipengaruhi oleh penafsiran dan kejujuran obyek yang diselidiki.
5) Banyak kejadian-kejadian yang mungkin dipandang kecil atau remeh oleh
obyek penelitian yang tidak dapat diungkapkan dengan mempergunakan alat
pengumpulan data yang lain, ternyata sangat menentukan hasil penelitian dan
hanya mungkin diungkapkan melalui observasi.
b) Kelemahan
Untuk meningkatkan kecermatan dalam
mempergunakan teknik observasi guna mengumpulkan data, perlu diketahui beberapa
keterbatasan atau kelemahannya, yaitu:
1. Observasi sangat tergantung pada kemampuan
pengamatan dan mengingat dari observer. Kemampuan melakukan pengamatan dan
mengingat seorang observer sebagai manusia ternyata dipengaruhi oleh beberapa
aspek sebagai berikut:
a. Daya adaptasi.
Kemampuan menyesuaikan diri dengan obyek yang
akan diamati sangat penting bagi terselenggaranya pengamatan yang efektif. Akan
tetapi bilamana adaptasi ini dilakukan secara berlebih-lebihan, seseorang akan
melupakan fungsinya sebagai pengamat sehingga tidak mampu menangkap fakta-fakta
tentang obyeknya karena dipengaruhi oleh pendapatannya sendiri sebagai orang
yang menjadi bagian dari obyek yang diamatinya.
b. Kebiasaan-kebiasaan
Setiap observer karena kebiasaan-kebiasaan
dalam kehidupannya memiliki pola-pola pengalaman tertentu. Dalam melakukan
pengamatan pengalaman itu dipergunakan sebagai bahan apersepsi, yang sangat
besar peranannya. Observer dalam melakukan interpretasi karena pengaruh
pengalamannya kerap kali tidak mampu menangkap fakta-fakta sebagaimana adanya.
c. Keinginan.
Seorang observer sering dipengaruhi oleh
keinginannya untuk memperoleh hasil tertentu dalam penelitiannya. Sehubungan
dengan itu pengamatannya menjadi terbatas karena perhatiannya lebih terarah
pada fakta-fakta yang sesuai dengan keinginannya dalam mencapai hasil tertentu.
d. Prasangka
Observer yang memiliki prasangka tertentu
terhadap obyek yang diamatinya, tidak akan mampu melakukan pengamatan secara
obyektif. Prasangka akan menjerumuskan seorang observer pada penafsiran palsu
terhadap gejala-gejala atau fakta-fakta yang timbul.
e. Proyeksi
Seorang observer
yang memiliki kecenderungan melemparkan kejadian-kejadian di dalam dirinya
sendiri kepada obyek-obyek yang berada di luar, tidak akan mampu melakukan
pengamatan secara baik. sering terjadi observer mengira telah menangkap
sifat-sifat tertentu dari obyeknya, pada hal sebenarnya sifat-sifat itu adalah
sifat-sifatnya sendiri.
f. Ingatan.
Tidak semua orang yang akan bertindak sebagai
observer memiliki ingatan yang setia (tahan lama). Di samping itu tidak semua
observer memiliki ingatan yang luas (dapat mencakup banyak hal). Sehubungan
dengan itu dalam pencatatan data yang tidak dilakukan seketika, hasilnya sangat
tergantung pada kemampuan ingatan observer. Dalam keadaan seperti itu sering terjadi:
a) Fakta-fakta yang dilupakan menjadi tidak
tercatat sebagai data penelitian.
b) Fakta-fakta yang dilupakan diganti menurut
interpretasi observer sendiri.
c) Fakta-fakta yang dilupakan cenderung
diinterpretasikan sesuai dengan hasil yang diinginkan oleh observer sebagai
peneliti.
Berdasarkan uraian di atas, mengingat alat
yang dipergunakan dalam melakukan pengamatan adalah mata (penglihatan) dan
telinga (pendengaran) di samping alat-alat lain yang dapat dipergunakan secara
terbatas, maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a) Observer harus meyakini bahwa penglihatan dan
pendengarannya berfungsi secara baik, agar tidak satu pun data yang lepas dari
pengamatannya.
b) Observer harus menyadari bahwa penglihatan
manusia termasuk dirinya mempunyai kelemahan-kelemahan. Oleh karena itu setiap
observer sangat memerlukan alat pencatatan data yang efisien, untuk menghindari
kelupaan bilamana hanya mempergunakan mata dan telinga.
c) Observer harus menyadari bahwa tidak semua
alat sama baiknya untuk melakukan pencatatan.
d) Keadaan fisik dan psikis terutama perasaan.
Observer yang berada dalam kondisi fisik
letih, sakit, mengantuk, sedih, marah dan lain-lain sulit untuk melakukan
pengamatan yang cermat.
2. Dalam membuat pencatatan dapat terjadi beberapa
kelemahan sebagai berikut:
a. Pengaruh Kesan Umum (Hallo Effects)
Kesesatan ini terjadi jika observer
terpengaruh oleh kesan umum mengenai obyek yang diamatinya sehingga membuat
catatan secara tidak tepat. Misalnya observer dipengaruhi oleh sikap sopan dan
penampilan yang rapi dari obyeknya, sehingga cenderung memberikan penilaian
yang tinggi terhadap gejala yang diamatinya, walaupun sesungguhnya keadaan
gejala itu sebenarnya tidaklah demikian. Sebaliknya dapat terjadi karena
penampilan yang tidak rapi, sikap yang agak kasar dan lain-lain dapat
mempengaruhi pencatatan berupa penilaian yang rendah terhadap gejala yang
diamati obyek pengamatannya.
b. Pengaruh Keinginan Menolong (Generosity
Effects)
Kesesatan ini
dapat terjadi karena keinginan untuk berbuat baik terhadap obyek yang diamati,
dalam bentuk kecenderungan untuk memberikan penilaian yang menguntungkan
walaupun keadaan gejala yang diamati itu sebenarnya tidaklah demikian.
c. Pengaruh Pengamatan Sebelumnya (Carry Over
Effects).
Kesesatan ini dapat terjadi karena observer
tidak dapat memisahkan kesannya tentang suatu gejala yang terdahulu pada saat
mengamati gejala berikutnya atau gejala yang lain. Suatu gejala dinilai tidak
baik karena gejala sebelumnya dinilai juga tidak baik, sungguh pun kenyataan
sebenarnya tidaklah demikian. Demikian pula dapat terjadi yang sebaliknya.
3. Banyaknya kejadian atau keadaan obyek yang
sulit untuk diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan pribadi yang sangat
rahasia. Di samping itu kerap kali terjadi munculnya suatu gejala yang akan
diamati tidak pada saat pengamatan dilakukan. Dengan kata lain suatu kejadian
tidak selalu dapat diramalkan, untuk menetapkan waktu melakukan observasi yang
tepat, sehingga diperlukan waktu yang cukup panjang.
4. Observer yang mengetahui dirinya sedang
diobservasi, cenderung dengan sengaja menimbulkan tingkah laku yang
menyenangkan atau yang baik. Sebaliknya mungkin pula dengan sengaja menimbulkan
tingkah laku yang tidak menyenangkan atau yang tidak baik. kesengajaan itu
dimaksudkan untuk menyesatkan observer yang tidak diinginkan kehadirannya
karena bermaksud mengungkapkan keadaan atau gejala yang sebenarnya dirahasiakan
oleh obyek yang diselidiki.
5. Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan
yang tertentu, sehingga kalau terjadi gangguan yang tiba-tiba mengakibatkan observasi
tidak dapat dilaksanakan. Misalnya gangguan cuaca, gangguan aliran listrik dan
lain-lain. Di samping itu waktu berlangsungnya suatu kejadian berpengaruh juga
pada kemungkinan dilakukannya pengamatan. Banyak kejadian yang berlangsung
dalam jangka waktu yang sangat pendek dan tidak berulang atau terjadi secara
serempak pada beberapa tempat dan bahkan mungkin pula berlangsung
bertahun-tahun sehingga memerlukan pengamatan yang lama dan membosankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar