BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu
kegiatan evaluasi dikatakan berhasil jika sang evaluator mengikuti prosedur
dalam melaksanakan evaluasi. Prosedur disini dimaksudkan sebagai
langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam melakukan evaluasi. Tentu tidak
dapat dipungkiri bahwa banyak pandangan berkaitan dengan prosedur kegiatan
evaluasi ini, namun dalam hal ini penulis akan memaparkan prosedur evaluasi
yang dikembangkan oleh Drs. Zaenal Arifin, M.Pd dalam bukunya “Evaluasi
Pembelajaran”. Dalam buku tersebut, prosedur yang harus diikuti evaluator
meliputi perencanaan evaluasi, monitoring pelaksanaan evaluasi, pengolahan data
dan analisis, pelaporan hasil evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi.[1]
Dalam
kaitannya dengan evaluasi, guru merupakan salah satu sosok evaluator yang
sangat bertanggung jawab terhadap kegiatan evaluasi itu sendiri. Sebab guru
merupakan orang yang melaksanakan proses pembelajaran. karena itu baik-buruknya
evaluasi diantaranya juga tergantung pada sang evaluator.
Dengan
demikian, sudah selayaknya evaluator ini mengikuti prosedur-prosedur yang telah
digariskan. Mengikuti prosedur yang telah ditetapkan bisa dikatakan sebagai
bentuk tanggung jawab seorang evaluator. Dengan mengikuti prosedur evaluasi
yang baik, kegiatan evaluasi dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki arti
bagi semua pihak.
B. Identifikasi Masalah
1. Banyak evaluator yang melakukan
kegiatan evaluasi tanpa sebuah perencanaan yang matang.
2. Jarang ada tindak lanjut terhadap
evaluasi yang telah dilakukan.
3. Belum diikutinya prosedur dalam
pengembangan evaluasi
B. Pembatasan Masalah
Dalam
makalah sederhana ini penulis akan membatasi masalah pada prosedur pengembangan
evaluasi yang dikembangkan oleh Drs. Zaenal Arifin, M.Pd dalam bukunya
“Evaluasi Pembelajaran”. Diantara prosedur tersebut adalah: perencanaan
evaluasi, pelaksanaan evaluasi dan monitoring, pengolahan data dan analisis,
pelaporan hasil evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi.
C. Rumusan Masalah
Bagaimana
tahapan prosedur evaluasi pembelajaran?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tahapan prosedur pengembangan evaluasi
pembelajaran.
BAB II
KAJIAN
TEORI
A. Prosedur
Prosedur
dalam Wikipedia disebutkan sebagai serangkaian aksi yang spesifik atau tindakan
atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi
dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang
sama[2]. Lebih jauh prosedur diindikasikan
sebagai rangkaian aktivitas, tugas-tugas, langkah-langkah,
keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan danproses-proses, yang
dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang
diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur
biasanya mengakibatkan sebuah perubahan.
Kamaruddin
menyebut prosedur sebagai suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang
berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan
dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi.[3]
Berdasarkan
pendapat di atas maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan prosedur adalah
suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tujuan
tertentu dan memiliki pola kerja yang sistematis
B. Pengembangan
Pengembangan
berasal dari kata dasar ‘kembang’ yang bisa diartikan tumbuh. Sementara
pengembangan dalam sebuah kamus online disebut sebagai pembangunan secara
bertahap dan teratur yg menjurus ke sasaran yg dikehendaki[4]
C. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi
adalah kata Indonesia yang diterjemahkan dari bahasa Inggris evaluation yang
diterjemahkan menjadi penilaian.[5] Evaluasi
menurut Ramayulis mengandung dua makna, yaitu; measurenment dan evaluation itu
sendiri. Measurenment (pengukuran) merupakan proses untuk memperoleh gambaran
beberapa angka dan tingkatan ciri yang dimiliki individu. Sedang evaluation
(penilaian) merupakan proses mengumpulkan, menganalisis dan mengintepretasikan
informasi guna menetapkan keluasaan pencapaian tujuan oleh individu.
Sementara
pembelajaran merupakan kata yang berasal dari kata dasar belajar yang berarti
sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuanyang lain.[6] Dengan
demikian pembelajaran sendiri merupakan proses dalam melakukan perubahan yang
dilakukan oleh perubah dan yang akan dirubah. Dengan kata lain pembelajaran
adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan peserta didik.
Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang
diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses
pembelajaran.[7]
Dengan
demikian evaluasi pembelajaran adalah penilaian terhadap kompetensi yang sudah
dicapai oleh peserta didik setelah melakukan proses belajar mengajar.[8] Evaluasi
pembelajaran sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar.
Dalam buku
‘Strategi Belajar Mengajar’, Taufik menyebut indikator keberhasilan belajar
mengajar adalah:
1. Daya serap terhadap materi yang
diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan oleh SK
dan KD telah dicapai oleh peserta didik baik individu maupun klasikal.[9]
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian
ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yang model penelitiannya bersifat
analitis dan deskriptis. Penelitian kualitatif sendiri merupakan penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa,
aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu
ataupun kelompok.
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian
ini bersifat library research atau study kepustakaan dengan pendekatan deskriptif
analitis, yaitu suatu pendekatan yang hanya bersifat menganalisa dan
menggambarkan saja tanpa mengadakan perhitungan data yang kuantitatif.
C. Sumber Data
Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan literature yang berkaitan
dengan teori data primer.
Sesuai
dengan konsepsi awal bahwa variabel adalah yang menjadi titik perhatian dalam
sebuah penelitian. Jadi yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini
adalah Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran
D. Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumenter,
yakni pengumpulan data melalui catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, leger, agenda dan lain-lain.
E. Teknik Analisis Data
Setelah
data terkumpul maka dilakukan analisa. Karena penelitian ini bersifat
kualitatif, maka ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menganalisa
data-data tersebut, yaitu:
1. Metode deduktif; cara berpikir
dengan menggunakan analisa yang berpijak pada pengertian atau fakta-fakta yang
bersifat umum yang kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan
khusus.
2. Metode Induktif; cara berpikir
dengan menggunakan analisa yang berpijak pada pengertian atau fakta-fakta yang
bersifat khusus yang kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan
umum.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Prosedur Pengembangan Evaluasi
Pembelajaran
Sebagaimana
yang diutarakan dalam pendahuluan diatas, bahwa seorang evaluator dalam
melakukan kegiatan evaluasi harus mengikuti prosedur-prosedur yang digariskan.
Tujuannya adalah agar evaluasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan,
sistematis, efisien dan dapat dipertanggung jawabkan. Diantara prosedur
tersebut adalah; perencanaan evaluasi, monitoring pelaksanaan evaluasi,
pengolahan data dan analisis, pelaporan hasil evaluasi, dan pemanfaatan hasil
evaluasi.[10]
1. Perencanaan Evaluasi.
Perencanaan
evaluasi dimaksudkan agar hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat lebih
maksimal. Perencanaan ini penting bahkan mempengaruhi prosedur evaluasi secara
menyeluruh. Perencanaan evaluasi dilakukan untuk memfasilitasi pengumpulan
data, sehingga memungkinkan membuat pernyataan yang valid tentang pengaruh
sebuah efek atau yang muncul di luar program, praktik, atau kebijakan yang di
teliti. Kegunaan dari perencanaan evaluasi adalah : (1) perencanaan evaluasi
membantu untuk mengetahui apakah standar dalam menyatakan sikap atau
perilaku telah mencapai sasaran atau tidak, jika demikian sasaran akan
dinyatakan ambigu dan akan kesulitan merancang tes untuk mengukur prestasi
siswa; (2) perencanaan evaluasi adalah proses awal yang dipersiapkan untuk
mengumpulkan informasi yang tersedia; (3) rencana evaluasi
menyediakan waktu yang cukup untuk mendesain tes.
Untuk
merancang sebuah tes yang baik memerlukan persiapan yang cermat dan kualitas
tes biasanya lebih baik jika dirancang dengan cara tidak tergesa-gesa;
Implikasinya adalah perencanaan evaluasi harus dirumuskan secara jelas dan
spesifik, terurai dan komprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam
menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam menetapkan tujuan-tujuan tingkah
laku (behavioral objective) atau indikator yang akan dicapai,
dapat mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta dapat
menggunakan waktu yang tepat.
Dalam
melakukan perencanaan evaluasi, hal-hal yang patut diperhatikan adalah sebagai
berikut:
1) Analisis Kebutuhan.
Adalah suatu proses yang dilakukan
oleh seseorang untuk mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan skala prioritas
pemecahannya. Analisis kebutuhan merupakan bagian integral dari sistem
pembelajaran secara keseluruhan, yang dapat digunakan untuk menyelesaiakan
masalah-masalah pembelajaran. langkah-langkah yang dilakukan adalah
mengindentifikasi dan mengklarifikasi masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, analisa data dan kesimpulan.
2) Menentukan Tujuan Penilaian.
Tujuan penilaian merupakan dasar
untuk menentukan arah, ruang lingkup materi, jenis/model dan karakter alat
penilaian. Ada empat kemungkinan tujuan penilain : (1) penilaian formatif,
yaitu untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran; (2) penialian
sumatif, yaitu untuk menentukan keberhasilan peserta didik; (3) penialian
diagnostik, yaitu untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam
proses pembelajaran; (4) penilaian penempatan, yaitu untuk menempatkan posisi
peserta didik sesuai dengan kemampuannya.
3) Mengidentifikasi Kompetensi dan
Hasil Belajar.
Bertujuan untuk mengidentifikasi
kompetensi yang akan diuji sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar,
hasil belajar dan indikator yang terbagi dalam tiga domain (1) domain kognitif
meliputi: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sisnteis dan evaluasi;
(2) domain afektif meliputi: penerimaan, respons, penilaian, organisasi,
kakaterisasi; (3) domaian psikomotor meliputi: persepsi, kesiapan melakukan
pekerjaan, respon terbimbing, kemahiran, adaptasi dan orijinasi
4) Menyusun Kisi-Kisi.
Kisi-kisi adalah format pemetaan
soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan
berdasarkan jenjang kemampuan tertentu yang berfungsi sebagai pedoman untuk
menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Kisi-kisi yang baik akan
memperoleh perangkat soal yang relatif sama sekalipun penulis soalnya berbeda.
Kisi-kisi penting dalam perencanaan penilaian hasil belajar karena di dalamnya
terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen (soal)
dengan persyaratan (1) representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi
kurikulum sebagai sampel perilaku yang akan di nilai; (2) komponen-komponennya
harus terurai/terperinci, jelas, dan mudah dipahami; (3) soalnya dapat dibuat
sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang diterapkan. Manfaat dari indikator
dalam kisi-kisi adalah (1) dapat memilih materi, metode, media dan sumber
belajar yang tepat, sesuai dengan kompetensi yang telah di tetapkan; (2)
sebagai pedoman dan pegangan untuk menyusun soal atau isntrumen penilaian lain
yang tepat, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah di
tetapkan. Dalam menyusun kisi-kisi harus memperhatikan domain hasil belajar
yang akan diukur dengan sistematika : (1) aspek recall, yang berkenaan dengan
aspek-aspek pengetahuan tentang istilah-istilah, definisi, fakta, konsep,
metode dan prinsip-prinsip; (2) aspek komprehensif, yaitu berkenaan dengan
kemampuan-kemampuan antara lain: menjelaskan, menyimpulkan suatu informasi,
menafsirkan fakta (grafik, diagram, tabel, dan lain-lain), mentransfer
pernyataan dari suatu bentuk ke dalam bentuk lain (pernyataan verbal ke
non-verbal atau dari verbal ke dalam bentuk rumus), memprakirakan akibat atau
konsekuensi logis dari suatu situasi; (3) aspek aplikasi yang meliputi
kemampuan-kemampuan antara lain: menerapkan hukum/prinsip/teori dalam suasana
sesungguhnya, memecahkan masalah, membuat (grafik, diagram dan lain-lain),
mendemonstrasikan penggunaan suatu metode, prosedur dan lain-lain.
5) Mengembangkan Draft.
Draft instrumen merupakan
penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai
dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta
menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun bentuk jawabannya.
Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes secara keseluruhan. Dengan
prosedur soal yang disusun ditelaah oleh tim ahli yang terdiri dari ahli
bahasa, ahli bidang studi, ahli kurikulum dan ahli evaluasi. Untuk draft dalam
bentuk non-tes dapat dibuat dalam bentuk angket, pedoman observasi, pedoman
wawancara, studi dokumentasi, skala sikap, penilaian bakat, minat dan
sebagainya.
6) Uji Coba dan Analisis Soal.
Bertujuan untuk mengetahui
soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta
soal mana yang baik untuk diperguankan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal
yang sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi yang didasarkan atas:
(1) analisis empiris, yang dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
setiap soal yang digunakan. Informasi empiris pada umumnya menyangkut segala
hal yang dapat memengaruhi validitas soal meliputi: aspek-aspek keterbacaan
soal, tingkat kesukaran soal, bentuk jawaban, daya pembeda soal, pengaruh
kultur, dan sebagainya; (2) analisis rasional, yang dimaksudkan untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal. Kedua analisis tersebut dilakukan
pula terhadap instrumen evaluasi dalam bentuk nontes.
7) Revisi dan Merakit Soal (Instrumen
Baru).
Soal yang sudah di uji coba dan di
analisis, direvisi kembali sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan
daya pembeda. Dengan demikian, ada soal yang masih dapat diperbaiki dari segi
bahasa, atau direvisi total, baik menyangkut pokok soal (stem) maupun alternatif jawaban (option) yang kemudian dilakukan perakitan soal
menjadi suatu instrumen yang terpadu dengan memperhatikan validitas skor tes,
nomor urut soal, pengelompokkan bentuk soal, penataan soal dan sebagainya.
2. Pelaksanaan Evaluasi.
Pelaksanaan
evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan
perencanaan evaluasi. Dengan kata lain tujuan evaluasi, model dan jenis
evaluasi, objek evaluasi, instrumen evaluasi, sumber data, semuanya sudah
dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi yang pelaksanaannya bergantung
pada jenis evaluasi yang digunakan. Jenis evaluasi yang digunakan akan
mempengaruhi seorang evaluator dalam menentukan prosedur, metode, instrumen,
waktu pelaksanaan, sumber data dan sebagainya, yang pelaksanaannya dapat
dilakukan dengan :
a) Non-tes yang dimaksudkan untuk
mengetahui perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran, pendapat terhadap kegiatan pembelajaran, kesulitan
belajar, minat belajar, motivasi belajar dan mengajar dan sebagainya. Instrumen
yang digunakan (1) angket; (2) pedoman observasi; (3) pedoman wawancara; (4)
skala sikap; (5) skala minat; (6) daftar chek; (7) rating scale; (8) anecdotal records; (9)
sosiometri; (10) home visit
b) Untuk mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi menggunakan bentuk tes pensil dan kertas (paper and pencil test) dan bentuk penilaian kinerja (performance), memberikan tugas
atau proyek dan menganalisis hasil kerja dalam bentuk portofolio.
Tujuannya
adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai keseluruhan aspek
kepribadian dan prestasi belajar peserta didik yang meliputi (1) data pribadi
(personal) yang meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin,
golongan darah, alamat dan lain-lain; (2) data tentang kesehatan yang meliputi
pengelihatan, pendengaran, penyakit yang sering diderita dan kondisi fisik; (3)
data tentang prestasi belajar (achievement) di sekolah; (4) data tentang sikap (attitude) meliputi sikap terhadap teman sebaya,
sikap terhadap kegiatan pembelajaran, sikap terhadap pendidik dan lembaga
pendidikan dan sikap terhadap lingkungan sosial; (5) data tentang bakat (aptitude) yang meliputi data tentang bakat di
bidang olahraga, keterampilan mekanis, keterampilan manajemen, kesenian dan
keguruan; (6) persoalan penyesuaian (adjustment)meliputi
kegiatan dalam organisasi di sekolah, forum ilmiah, olahraga dan kepanduan; (7)
data tentang minat (interest);
(8) data tentang rencana masa depan yang dibantu oleh pendidik, orang tua
sesuai dengan kesanggupan peserta didik; (9) data tentang latar belakang yang
meliputi latar belakang keluarga, pekerjaan orang tua, penghasilan tiap bulan,
kondisi lingkungan, serta hubungan dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
Sedangkan
kecenderungan evaluasi yang tidak memuaskan dapat ditinjau dari beberapa segi
(1) proses dan hasil evaluasi kurang memberi keuntungan bagi peserta didik,
baik secara langsung maupun tidak langsung; (2) penggunaan teknik dan prosedur
evaluasi kurang tepat berdasarkan apa yang sudah dipelajari peserta didik; (3)
prinsip-prinsip umum evaluasi kurang dipertimbangkan dan pemberian skor
cenderung tidak adil; (4) cakupan evaluasi kurang memperhatikan aspek-aspek
penting dari pembelajaran.
3. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi.
Monitoring
dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan evaluasi pembelajaran telah sesuai
dengan perencanaan evaluasi yang telah ditetapkan atau belum, dengan tujuan
untuk mencegah hal-hal negatif dan meningkatkan efisiensi pelaksanaan evaluasi.
Monitoring mempunyai dua fungsi pokok (1) melihat relevansi pelaksanaan evaluasi
dengan perencaan evaluasi; (2) melihat hal-hal apa yang terjadi selama
pelaksanaan evaluasi dengan mencatat, melaporkan dan menganalisis faktor-faktor
penyebabnya. Dalam pelaksanaannya dapat digunakan teknik (1) observasi
partisipatif; (2) wawancara bebas atau terstruktur; (3) studi dekumentasi.
Hasil dari monitoring dapat dijadikan landasan dan acuan untuk memperbaiki
pelaksanaan evaluasi selanjutnya.
4. Pengolahan Data.
Mengolah
data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian
data yang menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi yang berbentuk kualitatif
diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data hasil evaluasi yang
berbentuk kuantitatif diolah dan dianalisis dengan bantuan statistika
deskriptif maupun statistika inferensial. Ada empat langkah pokok dalam
mengolah hasil penelitian :
1) Menskor, yaitu memberikan skor
pada hasil evaluasi yang dapat dicapai oleh perserta didik. Untuk menskor atau
memberikan angka diperlukan tiga jenis alat bantu yaitu kunci jawaban, kunci
skoring dan pedoman konversi
2) Mengubah skor mentah menjadi skor
standar dengan norma tertentu
3) Mengkonversikan skor standar ke
dalam nilai, baik berupa huruf atau angka
4) Melakukan analisis soal (jika
diperlukan) untuk mengatahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat
kesukaran sola (difficulty
index) dan daya pembeda
Mengolah
data dengan sendirinya akan menafsirkan hasil pengolahan itu. Memberikan
interpretasi maksudnya adalah memberikan pernyataan(statement) mengenai
hasil pengolahan data. Interpretasi terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan
atas kriteria tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu secara rasional dan
sistematis sebelum kegiatan evaluasi dilaksanakan, tetapi dapat pula dibuat
berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam melaksanakan evaluasi. Sebaliknya
jika penafsiran data tidak berdasarkan kriteria atau norma tertentu, maka ini
termasuk kesalahan besar dan ada dua jenis penafsiran data :
1) Penafsiran kelompok,
yaitu penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik kelompok
berdasarkan data hasil evaluasi yang meliputi prestasi kelompok, rata-rata
kelompok, sikap kelompok terhadap pendidik dan materi yang diberikan, dan distribusi
nilai kelompok. Tujuannya adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran
kelompok, untuk mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok dan untuk
menggandakan perbandingan antarkelompok.
2) Penafsiran individual,
yaitu penafsiran yang hanya dilakukan secara perseorangan diantaranya bimbingan
dan penyluhan atau situasi klinis lainnya. Tujuannya adalah untuk melihat
tingkat kesiapan peserta didik (readiness),
pertumbuhan fisik, kemajuan belajar dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
Dengan penafsiran ini dapat diputuskan bahwa peserta didik mencapai taraf
kesiapan yang memadai atau tidak, ada kemajuan yang berarti atau tidak, ada
kesulitan atau tidak.
5. Pelaporan Hasil Evaluasi.
6. Penggunaan Hasil Evaluasi.
Salah satu
pengguanan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan yang dimaksudkan untuk
memberikan feedback kepada semua pihak yang terlibat
dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum
terdapat lima penggunaan hasil evaluasi untuk keperluan berikut
1) Laporan Pertanggungjawaban, dengan
asumsi banyak pihak yang berkepentingan terhadap hasil evaluasi, oleh karena
itu laporan ke berbagai pihak sebagai bentuk akuntabilitas publik
2) Seleksi, dengan asumsi setiap awal
dan akhir tahun terdapat peserta didik yang masuk sekolah dan menamatkan
sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dimana hasil evaluasi dapat digunakan
untuk menyeleksi baik ketika masuk sekolah/jenjang atau jenis pendidikan
tertentu, selama mengikuti program pendidikan, pada saat mau menyelesaikan
jenjang pendidikan, maupun ketika masuk dunia kerja
3) Promosi, dengan asumsi prestasi
yang diperoleh akan diberikan ijazah atau sertifikat sebagai bukti fisik
setelah dilakukan kegiatan evaluasi dengan kriteria tertentu baik aspek
ketercapaian komptensi dasar, perilaku dan kinerja peserta didik.
4) Diagnosis, dengan asumsi hasil
evaluasi menunjukkan ada peserta didik yang kurang mampu menguasai kompetensi
sesuai dengan kriteria yang yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan
diagnosis untuk mencari faktor-faktor penyebab bagi peserta didik yang kurang
mampu dalam menguasai komptensi tertentu sehingga diberikan bimbingan atau
pembelajaran remedial. Bagi yang telah menguasai kompetensi lebih cepat dari
peserta didik yang lain, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan tindak lanjut
untuk mengoptimalkan laju perkembangan mereka.
5) Memprediksi Masa Depan Peserta
Didik, tujuannya adalah untuk mengetahui sikap, bakat, minat dan aspek-aspek
kepribadian lainnya dari peserta didik, serta dalam hal apa peserta didik
diangap paling menonjol sesuai dengan indikator keunggulan, agar dapat
dianalisis dan dijadikan dasar untuk pengembangan peserta didik dalam memilih
jenjang pendidikan atau karier pada masa yang akan datang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prosedur
pengembangan evaluasi pembelajaran merupakan langkah-langkah yang harus diikuti
oleh seorang evaluator atau tim evaluator dalam melakukan kegiatan evaluasi.
Prosedur-prosedur tersebut adalah; perencanaan evaluasi, monitoring pelaksanaan
evaluasi, pengolahan data dan analisis, pelaporan hasil evaluasi, dan
pemanfaatan hasil evaluasi.
B. Saran
Dengan mengetahui tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan
kegiatan evaluasi, diharapkan para guru atau yang menjadi evaluator untuk
senantiasa mengikuti prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran. Dengan prosedur
yang sudah ditetapkan akan melahirkan kualitas evaluasi yang dapat mendorong
mutu pendidikan kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2011.
http://alisadikinwear.wordpress.com/2011/10/20/prosedur-pengembangan-evaluasi-pembelajaran/
http://belajar.ws/pengertian-belajar-dan-definisi-belajar.html
http://fandyjayanto.blogspot.com/2012/11/pengembangan-evaluasi-pembelajaran.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Prosedur
http://www.artikata.com/arti-367883-pengembangan.html
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html
Kamaruddin. Organisasi dan Kepemimpinan.
Jakarta: Mutiara Hati. 1992.
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: Kalam Mulia. 2008.
Taufik. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Inti Prima. 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar